Rabu, 18 Desember 2013

Faktor Yang Berkaitan Dengan Serangan Jantung

 Selama ini, obesitas atau kegemukan pada seseorang merupakan salah satu faktor yang berkaitan dengan serangan jantung.

Padahal, sebenarnya ada cara yang lebih akurat untuk memprediksi apakah seseorang memiliki resiko terserang penyakit jantung atau tidak. Yaitu dengan cara melihat dari ukuran pinggangnya.

Ukuran pinggang seseorang ternyata bisa dijadikan sebagai sebuah patokan untuk memprediksi kesehatan jantungnya jika dibandingkan dengan ukuran dari berat badannya.

Dalam beberapa penelitian telah ditemukan bahwa, Body Mass Indexs atau indeks massa tubuh sangat berkaitan dengan resiko kematian yang disebabkan oleh penyakit kronis serta penyakit jantung.

Namun, hal yang paling mengejutkan adalah adanya analisis baru yang telah dimuat dalam Journal of America College of Cardiology yang menyatakan bahwa, ukuran pinggang merupakan suatu cara yang dapat dikatakan jauh lebih akurat dalam memprediksi kemungkinan seseorang meninggal karena penyakit jantung maupun penyakit lainnya.

Dalam penelitian tersebut, telah ditemukan bahwa seseorang yang memiliki resio lingkar pinggang - panggul lebih dari 89 cm atau 35 inchi untuk wanita, atau 101,6 cm atau 40 inchi untuk pria, memiliki kemungkinan meninggal karena penyakit jantung hingga 70% jika dibandingkan dengan orang-orang yang memiliki ukuran pinggang yang lebih kecil.

Jean-Pierre Depres, PhD, seorang direktur penelitian di Quebec Heart and Lung Insttitute Laval University, menyebutkan bahwa studi baru tersebut memberikan lebih banyak bukti tentang kekurangan metode pengukuran BMI dalam melakukan penilaian tentang resiko serangan jantung.

Namun, metode penilaian melalui indeks massa tubuh seseorang dikombinasikan dengan mengukur ukuran pinggang, akan dapat memberikan hasil prediksi yang lebih lengkap serta lebih akurat.

Mungkin juga tidak banyak yang tahu bahwa orang yang mengalami serangan jantung lebih banyak mengalaminya setelah melakukan mandi dengan air hangat, terutama saat udara dingin tengah merasuk jika dibandingkan dengan setelah melakukan aktifitas yang berat.

Dalam sebuah penelitian di Jepang, dengan cara meneliti sekitar 11.000 kasus kematian akibat serangan jantung di Osaka, Jepang, ditemukan bahwa orang yang mengalami serangan jantung setelah mandi air hangat pada saat musim dingin, memiliki angka kasus yang lebih banyak sekitar 10 kali lebih banyak jika dibandingkan pada saat musim panas.

Dari hasil penelitian tersebut dapat kita simpulkan bahwa individu yang ingin menghangatkan tubuhnya saat musim dingin tiba dengan cara mandi dengan air hangat memiliki resiko mengalami serangan jantung yang lebih tinggi sehingga kita harusnya menghindari hal ini.

Selain itu, serangan jantung jiga bisa terjadi saat seseprang sedang tidur lelap. Bahkan kasusnya lebih besar jika dibandingkan dengan orang yang mandi dengan air hangat di musim dingin. Yaitu sekitar 22% kasus.

Agar lebih jelas, kami akan memberikan hasil penelitian yang lebih menegaskan terjadinya resiko serangan jantung dalam kegiatan tertentu:
  • Tidur sebanyak 22%.
  • Mandi air hangat sebanyak 9%.
  • Kelelahan dalam bekerja sebanyak 3%.
  • Berolahraga 0,5%.
  • Lain-lain 65,5%.
Jika kita lihat dari angka perbandingan antara mandi air hangat dengan berolahraga, sebanyak 54 orang yang mengalami serangan jantung setelah melakukan mandi dengan air hangat di musim dingin. Sedangkan orang yang meninggal karena serangan jantung setelah berolahraga hanya sekitar 10 orang saja. Para peneliti menduga bahwa pada saat seseorang mandi dengan air hangat pada musim gingin dapat menyebabkan tekanan darah mengalami penurunan secara drastis.

Hal tersebut memberikan dampak pada berkurangnya fungsi organ jantung secara mendadak. Serta pada beberapa kasusnya, dapat langsung menyebabkan serangan jantung. Anda yang hobi dalam bekerja bahkan sampai melupakan segalanya karena terlalu sibuk mengejar target baik berupa target secara finansial maupun target kepuasaan hati, sebaiknya mulai saat ini anda mengurangi aktifitas kerja yang berlebihan tersebut. 

Apapun itu, jika dilakukan secara berlebihan akan memberikan dampak yang buruk. Begitu juga di dalam bekerjsa, dimana seseorang yang terlalu bersemangatdalam bekerja bahkan lembur setiap hari akan memicu resiko terkena serangan jantung.

 Menurut sebuah penelitian yang diikuti oleh para pekagai negeri di London, Inggris, telah terungkap bahwa pekerja yang bekerja dengan waktu lebih dari 11 jam dalam 1 hari, sangat rentan sekali terkena serangan jantung.

Angka resikonya dapat mencapai sekitar 67% jika dibandingkan dengan karyawan yang bekerja dengan jam kerja  yang normal yaitu 7 hingga 8 jam dalam 1 hari.

Penelitian ini dilakukan pada sekitar 7000 orang responden serta dilakukan selama 11 tahun itu menemukan bahwa, sekitar 192 orang responden mengalami serangan jantung akibat dari bekerja dengan berlebihan. Penelitian ini memang masih membutuhkan penelitian lanjut untuk memperdalam tentang hal ini.

Namun, hasil penelitian diatas dapat kita jadikan sebagai peringatan bahwa bekerja  secara berlebihan dapat meningkatkan resiko serangan jantung. Maka dari itu, akan lebih bijaksana lagi jika kita mau menjaga kesehatan kita dengan sebaik mungkin sejak dini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar