Rabu, 15 Mei 2013

Deteksi Kanker Dengan Ubur-Ubur

Sulit untuk mendeteksi adanya kanker, terutama pada  saat masih berada pada stadium awal. Namun dengan cara  memanfaatkan protein yang terdapat pada hewan ubur-ubur untuk mendeteksi kanker.

Deteksi Kanker Dengan Ubur-Ubur
Saat berenang di perairan yang gelap, ubur-ubur ini tampak menyala karena mengandung protein yang bersifat fluoresens atau dapat berpendar sehingga seolah-olah mengeluarkan cahaya.

Cahaya hijau yang memancar itu tidak hanya indah untuk dipandang, tetapi juga membuat para ilmuwan di Inggris terinspirasi untuk memanfaatkannya. 

Professor Norman Maitland dari Yorkshire Cancer Research Laboratory berhasil mengisolasi protein yang terdapat dalam tubuh ubur-ubur tersebut di laboratorium York University dan menyuntikkan protein ini pada sel kanker. Dan hasilnya protein ini tampak berpendar ketika bereaksi dengan sel-sel yang abnormal dengan menggunakan kamera khusus. 

Teknologi yang ada pada saat ini seperti sinar-X masih sulit untuk menembus jaringan. Apalagi masuk ke tulang, sehingga sulit untuk mendeteksi kanker tulang yang berukuran mikroskopis. Dengan adanya protein ubur-ubur dapat membantu mengatasi hal itu.

Saat kamera diaktifkan, protein ubur-ubur ini akan selalu mengikat dan terkait pada sel-sel kanker sehingga lebih mudah saat dideteksi karena warnanya yang berpendar. Proffesor Norman menyebut proses pemindaian dengan menggunakan kamera khusus ini dengan istilah Virimaging, singkatan dari virus imaging. 

Sesuai dengan namanya, protein ubur-ubur tersebut memang dimasukkan ke dalam sel kanker dalam bentuk virus. Virus itu memiliki cara kerja yang sudah didesain agar hanya menyerang sel-sel kanker sehingga tidak akan salah sasaran karena tidak menyerang pada jaringan yang sehat. 

Meskipun penemuan ini sangat menjanjikan untuk penanganan kanker, Prof Norman mengakui masih membutuhkan waktu sekitar lima tahun ke depan agar teknologi ini dapat diterapkan kepada manusia. Saat ini uji coba yang Prof Norman lakukan masih terbatas pada skala laboratorium.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar